Iniadalah salah satu bahan baku utama untuk pembuatan poliol untuk busa fleksibel, dan pada tingkat lebih rendah busa poliuretan kaku. Gliserol digunakan untuk memproduksi nitrogliserin, yang merupakan bahan penting dari bubuk mesiu tanpa asap dan berbagai amunisi. Ketergantungan pada pembuatan sabun untuk memasok produk sampingan gliserin Dasarsalep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. SALEP( UNGUENTUM ) balsem * betadine * Protargol as antiseptic. Nasal drop. Ind mengurangi radang * DEFINISI ADALAH SEDIAAN SETENGAH PADAT YANG MUDAH DIOLESKAN DAN DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT LUAR BAHAN OBAT HARUS LARUT ATAU TERDISPERSI SECARA HOMOGEN DALAM DASAR SALEP YANG COCOK PERSYARATAN SALEP (FI III) Pemerian : Tidak boleh berbau tengik Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang Dasarsalep yang digunakan yaitu dasar salep hidrokarbon dan dasar salep serap. ekstrak n-heksan hanya terdapat senyawa steroid dan pada ekstrak etil asetat terdapat senyawa fenolik, tanin Senyawahidrokarbon. 2. Salep endodermis: salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorbsi sebagian, digunakan untuk melunakan kulit atau selaput lendir. Ds yang baik adalah minyak lemak. 3. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Pertanyaan Edukatif Kimia Senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah ? Kamus Inggris Kamus Inggris Indonesia, Kamus Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Definisi Kata bahasa Inggris, deskripsi kata Bahasa Indonesia. Kirim Pertanyaan 1 Jawaban - Follow 1 Guest Senyawa hidrokarbon yang di gunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah + Jawab Pertanyaan 2 makishima Profil Lengkap Aktivitas Private Message ozokerite, yang merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung sekitar 85-87% carbon dan 14-13% hydrogen. 3007 Kirim pertanyaan kamu ke atau berbagi pengetahuan kamu dengan menjawab pertanyaan dari teman-teman sekolah yang lain secara online dan gratis. Gabung dan Daftar Disini TANYA JAWAB Pelajaran Matematika Bahasa Indonesia Geografi Sejarah Fisika Biologi Sosial Bahasa Inggris Kimia Kewarganegaraan Olahraga Kesenian Umum Otomotif Komputer Internet Website Software Game Kuliner Cinta Bisnis Lucu Mudah Hiburan Film Musik Pertanyaan Pertanyaan Sinonim Kamus Inggris Singkatan Kata Mutiara Kategori Privacy Kontak Top All times are GMT +7. The time now is 0853 PM. Powered by vBulletin™ Copyright © 2023 vBulletin Solutions, Inc. All rights reserved. Gambar PPT SENYAWA HIDROKARBON BAGIAN 1 PowerPoint Presentation, free dari Apa Itu Senyawa Hidrokarbon? Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari hanya atom-atom hidrogen dan karbon. Senyawa ini dapat berupa molekul yang sederhana hingga yang kompleks. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri, termasuk industri kosmetik dan farmasi. Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan KosmetikApa Itu Senyawa Hidrokarbon?Manfaat Senyawa HidrokarbonJenis Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan KosmetikMinyak VegetableKesimpulan Manfaat Senyawa Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi sebagai bahan baku untuk produk-produk mereka. Senyawa hidrokarbon dapat membantu meningkatkan kelembaban dan melembutkan kulit. Selain itu, senyawa ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan penetrasi komponen aktif dalam produk kosmetik dan farmasi. Jenis Senyawa Hidrokarbon yang Digunakan untuk Pembuatan Salep dan Kosmetik Salah satu jenis senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi adalah minyak mineral. Minyak mineral dapat berupa minyak alami atau sintetik, yang berasal dari berbagai sumber. Minyak mineral dapat digunakan dalam berbagai produk kosmetik, seperti lotion, krim, make up, dan lain-lain. Selain itu, minyak mineral juga dapat digunakan dalam produk farmasi seperti salep, obat-obatan, dan lain-lain. Minyak Vegetable Minyak vegetable juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik dan farmasi. Minyak vegetable adalah minyak nabati yang diperoleh dari tumbuhan, seperti kedelai, zaitun, biji bunga matahari, dan lain-lain. Minyak vegetable dapat digunakan dalam produk kosmetik seperti lotion, krim, dan lain-lain. Selain itu, minyak vegetable juga dapat digunakan dalam produk farmasi seperti salep, obat-obatan, dan lain-lain. Kesimpulan Senyawa hidrokarbon banyak digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi sebagai bahan baku untuk produk mereka. Jenis senyawa hidrokarbon yang paling sering digunakan adalah minyak mineral dan minyak vegetable. Kedua jenis minyak ini dapat digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan farmasi seperti lotion, krim, salep, obat-obatan, dan lain-lain. A. Pengertian Salep. Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikalpada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotika, kadar bahan obat adalah 10 %. Etiket, harus juga tertera “Obat Luar”. Salep yang baik seharusnya stabil secara kimia, lembut dan rata, tidak berbutir-butir atau bergumpal-gumpal, mudah dipergunakan, agak mencair atau lembek pada suhu tubuh dan menghasilkan pengobatan yang sempurna dan seragam. B. Penggolongan Salep. 1 Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi a Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. b Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi. d Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin waxes, sehingga konsistensinya lebih keras. e Gelones Spumae Jelly adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah. 2 Menurut Efek Terapinya, salep dibagi atas a. Salep Epidermic Salep Penutup. Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon vaselin. b. Salep Endodermic. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak. c. Salep Diadermic Salep Serap. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao. 3 Menurut Dasar Salepnya, salep dibagi atas a Salep hydrophobic yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misalnya campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air. b Salep hydrophillic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum. C. Dasar Salep Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. 1. Dasar Salep Hidrokarbon. Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Contohnya - senyawa hidrocarbon vaselinum dan petroleum jelly terdapat 2 macam - vaselinum album, white petrolatum. - vaselinum flavum, petroltum, adeps petrolei. 2. Dasar Salep Serap. Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok, yaitu - Kelompok pertama, dasar salep anhydrous yaitu dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak, misalnya parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat. - Kelompok kedua, dasar salep yang telah mengandung air, sudah menjadi emulsi air dalam minyak, tetapi masih dapat menyerap air yang ditambahkan, misalnya lanoline dan Rose water ointment. Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien. 3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air. Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik krim. Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. 4. Dasar Salep Larut Dalam Air. Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel. Contohnya Salep Polietilenglikol USP 27, 2911 Formula Polietilenglikol 3350 padat 400 g Polietilenglikol 400 cair 600 g. Untuk membuat 1000 g dasar salep. Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air. Beberapa contoh – contoh dasar salep 1 Dasar salep hidrokarbon Vaselin putih = white petrolatum = whitwe soft paraffin, vaselin kuning =yellow petrolatum = yellow soft paraffin, campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat, minyak nabati. 2 Dasar salep serap dasar salep absorbsi Adeps lanae, unguentum simpleks cera flava oleum sesami = 30 70, hydrophilic petrolatum vaselin alba cera alba stearyl alkohol kolesterol = 86 8 3 3 3 Dasar salep dapat dicuci dengan air Dasar salep emulsi tipe m/a seperti vanishing cream, emulsifying ointment emulsifying wax, hydrophilic ointment. 4 Dasar salep larut air Poly Ethylen Glycol PEG, campuran antara PEG - tragacanth dan gummi arabicum, dan Unguentum Glycerin terdapat di FMI Kualitas dasar salep yang baik adalah 1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar. 2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen. 3. Mudah dipakai. 4. Dasar salep yang cocok. 5. Dapat terdistribusi merata MAKALAH FARMASETIKA DASAR SEDIAAN SALEP SEDIAAN OBAT SALEP Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan A. Pengertian Salep Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 % Anief, 2005. Kerugian salep misalnya pada salep basis hidrokarbon  sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.  Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion.  Sedangkan pada basis lanonin, kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.  Keuntungan salep misalnya salep dengan dasar salep lanonin yaitu, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak. Fungsi salep adalah a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit b. Sebagai bahan pelumas pada kulit c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit Anief, 2005. Persyaratan salep menurut FI ed III a. Pemerian tidak boleh berbau tengik. b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %. c. Dasar salep d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” Syamsuni, 2005. Salep yang baik memiliki sifat – sifat sebagai berikut a. Stabil baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik bentuk, warna, bau, dll maupun secara kimia kadar/kandungan zat aktif yang tersisa . Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban, cahaya, udara, dan lain sebagainya. b. Lunak walaupun salep pada umumnya digunakan pada daerah/wilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan. c. Mudah digunakan supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir/meleleh ke bagian lain dari kulit. d. Protektif salap – salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif, maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari. e. Memiliki basis yang sesuai basis yang digunakan harus tidak menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki. f. Homogen kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan upaya/usaha agar zat aktif tersebut dapat terdispersi/tercampur merata dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep diaplikasikan Saifullah, 2008 63, 64 . Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut  1. Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut. 2. Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental. 3. Tidak merangsang kulit. 4. Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7. 5. Stabil dalam penyimpanan. 6. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat. 7. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati. 8. Mudah dicuci dengan air. 9. Komponen-komponen dasar salep sesedikit mungkin macamnya. 10. Mudah diformulasikan/diracik Kualitas dasar salep meliputi a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar. b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi. c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan Anief, 2005. Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan dasarnya dan formularium nasional antara lain Menurut konsistensi, salep di bagi a Unguenta Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan b Krim cream Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c Pasta Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi. d Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin wax yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ceratum labiale . e Gelones / spumae/ jelly Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh starch jelly amilum 10% dengan air mendidih. Menurut sifat farmakologi / terapetik dan penetrasinya a Salep epidermik epidermic ointment, salep penutup Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon. b Salep endodermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak. c Salep diadermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona. Menurut dasar salepnya a Dasar salep hidrofobik. Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak greassy bases tidak dapat dicuci dengan air. Misalnya, campuran lemak-lemak , minyak lemak, malam. b Dasar salep hidrofilik. Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep tipe o/w. B. Bahan Dasar Pembuatan salep Salep dasar adalah zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan, umumnya berlemak, dapat digunakan bahan yang telah mempunyai massa lembek atau zat cair, zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa yang lembek. Jika dalam komposisi tidak disebutkan salep dasar, maka dapat digunakan vaselin putih. Jika dalam komposisi disebutkan salep dasar yang cocok. Pemilihan salep dasar yang dikehendaki harus disesuaikan dengan sifat obatnya dan tujuan penggunaannya.  Salep Dasar-I Salep dasar –I umunya digunakan vaselin putih, vaselin kuning, campuran terdiri dari 50 bagian Malam putih dan 950 bagian vaselin putih, campuran terdiri dari 50 bagiian Malam kuning dan 950 bagian vaselin kuning atau salep dasar lemak lainnya seperti minyak lemak nabati, lemak hewan atau campuran Parafin cairr dan Parafin padat. Salep dasar-I sangat lengket pada kulit dan sukar dicuci; agar mudah dicuci dapat ditambahkan surfaktan dalam jumlah yang sesuai.  Salep Dasar-II Salep Dasar-II umumnya digunakan lemak bulu domba, zat utama lemak bulu domba terutama kolesterol, campuran terdiri dari 30 bagian kolesterol, 30 bagian stearilalkohol, 80 bagian Malam putih dan 860 bagian vaselin putih, atau salep dasar sarap lainnya yang cocok. Salep dasar-II mudah menyerap air.  Salep Dasar-III Salep dasar-III dapat digunakan ca,puran yang terdiri dari 0,25 bagian Metil paraden, 0,15 bagian Propil parapen, 10 bagian Natrium laurilsulfat, 120 bagian Propilenglikol, 20 bagian Sterilalkohol, 20 bagian vaselin putih dan air secukupnya hingga 1000 bagian, atau salep dasar emulsi lainnya yang cocok. Salep dasar-III mudah dicuci.  Salep Dasar-IV Salep dasar-IV dapat digunakan campuran yang terdiri dari 25 bagian poliglikol 1500, 40 bagian poliglikol 4000 dan propilenglikol atau gliserol secukupnya hingga 100 bagian, atau salep dasar larut lainnya yang cocok. Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain - Vaselin putih,Vaselin kuning. - Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning. - Parafin encer, Parafin padat. - Minyak tumbuh-tumbuhan Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain - Adeps lanae - Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen Hydrophilic petrolatum 86 Vaselin Alba,8 Cera Alba,3 Stearyl alcohol, dan 3 kolesterolIMO,52-53 Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep,Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian + sama banyak Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit IMO,hal 55 Salah satu macam salep adalah salep mata yang digunakan pada mata. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. Vaselin merupakan dasar salep mata yang sering banyak digunakan. Beberapa dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata Anonim,1995 12, 13 Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat baktriostatik. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama Anonim, 1995 12 . Sulfasetamid adalah senyawa antibakteri golongan sulfonamide yang mempunyai spectrum luas dan banyak digunakan terhadap bermacam – macam penyakit infeksi oleh kuman gram positif maupun negative, salahsatunya pada infeksi mata yang disababkan oleh kuman – kuman yang peka terhadap sulfonamide. Sulfasetamid merupakan sulfonamide aksi pendek yang mempunyai aktivitas bakterisid Tjay, 2002 22 . C. Cara Pembuatan Salep umumnya dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan obat ke dalam salep dasar. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu;  Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogeny.  Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain;  Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis  Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air.  Salep yang dibuat dengan peleburan - Dalam cawan porselen - Salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir - Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20% Cara pembuatan salep ditinjau dari khasiat utamanya dapat dibagi menjadi beberapa bagian  a. Zat padat Zat padat dan larut dalam dasar salep. 1. Camphorae - Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan didalam pot salet tertutup jika tidak dilampaui daya larutnya. - Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak Ol. Sesame, camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut. - Jika dalam resep terdapat salol, mentol, atau zat lain yang dapat mencair jika dicampur karena penurunan titik eutektik, Camphorae dicampurkan supa mencair, baru ditambahkan dasar salepnya. - Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi lebih dahlu dengan eter atau alcohol 95%, kemudian digerus dengan dasar salepnya. 2. Pellidol - Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama-sama dengan dasar salepnya yang dicairkan jika dasar salep disaring, pellidol ikut disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan pada penimbangannya sebanyak 20%. - Jika pollidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan. 3. Lodium - Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada camphorae - Larutkan daalam larutan pekat KI atau NaI seperti pada Unguentum Iodii dari Ph. Belanda V. - Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru ditambahkan dasar salepnya. b. Zat padat larut dalam air 1. Protargol 2. Colargol 3. Argentums nitrat AgNO3 Zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air karna akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir. 4. Fenol/fenol Fenol dalam salep tdak dilarutkan karna akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi kulit dan juga tidak boleh diganti dengan penol liquidfactum. c. Bahan obat yang larut dalam air tetapi tidak boleh dilarutkan dalam air, yaitu 1. Argentums nitrat 2. Fenol 3. Hydrargyri bichloridum 4. Chrysarobin 5. Pirogalol 6. Stibii et kalii tartrans 7. Oleum iocoris aselli 8. Zinc sulfat 9. Antibiotik misalnya penisilin 10. Chloretum auripo natrico d. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep. 1. Ichtyol 2. Balsam-balsem dan minyak yang mudah menguap 3. Air 4. Gliserin 5. Marmer album e. Zat padat tidak larut dalam air Umumnya dibuat serbuk halus lebih dahulu.  Zat Cair Sebagai pelarut bahan obat 1. Air - Terjadi reaksi - Tak terjadi reaksi 2. Spiritus/etanol/alcohol - Jumlah sedikit - Jumlah banyak 3. Cairan kental Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit. Contohnya gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsam peruvianum, ichtyol, kreosot.  a. Bahan berupa ekstak/extraktum Extraktum siccum/kering b. Exractum spissum/kental c. Extractum liquidum  Bahan-bahan lain a. Hydrargyrum b. Naphtolum c. Bentonit Kerugian Basis Hidrokarbon  sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.  Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu;  Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen  Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain;  Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis  Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air,  Salep yang dibuat dengan peleburan – Dalam cawan porselen – salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir – Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20%. Masalah inkompatibilitas obat tidak tercampurkannya suatu obat,yaitu pengaruhpengaruh yang terjadi jika obat yang satudicampurkan dengan yang obat dapat dibagi atas 3 golongan I. Inkompatibilitas terapeutik. Inkompatibilitas golonganini mempunyai arti bahwa bila obat yang satu dicampur/dikombinasikan dengan obat yang lain akan mengalami perubahan-perubahan demikian rupa hingga sifat kerjanya dalamtubuh in vivo berlainan daripada yang diharapkan. Hasilkerjanya kadang-kadang menguntungkan, namun dalambanyak hal justru merugikan dan malah dapat berakibat contoh Absorpsi dari tetrasiklin akan terhambat bila diberikanbersama-sama dengan suatu antasida yang mengandungkalsium, aluminium, magnesium atau bismuth. Fenobarbital dengan MAO inhibitors menimbulkan efek potensiasi daribarbituratnya. Kombinasi dari quinine dengan asetosal dapatmenimbulkan chinotoxine yang tidak dapat bekerja lagiterhadap malaria. Mencampur hipnotik dan sedatif dengankafein hanya dalam perbandingan yang tertentu saja harus diperhatikan bahwa mengkombinasikan berbagaiantibiotik tanpa indikasi bakteriologis yang layak sebaiknyatidak dianjurkan II. Inkompatibilitas fisika. Yang dimaksudkan di sini adalah perubahan-perubahan Yang tidak diinginkan yang timbul pada waktu obat dicampur satu sama lain tanpa terjadiperubahan-perubahan kimia. Meleleh atau menjadi basahnya campuran dapat larut dan obat-obat yang apabila disatukantidak dapat bercampur secara salting out.²Adsorpsi obat yang satu terhadap obat yang lain. kimia Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pencampuran obat yang disebabkanoleh berlangsungnya reaksi kimia/ di sini adalah Reaksi-reaksi di mana terjadi senyawa baru yang mengendap. Reaksi antara obat yang bereaksi asam dan basa. Reaksi yang terjadi karena proses oksidasi/reduksi maupunhidrolisa. Perubahan-perubahan gas dll Resep standar sediaan salep ACIDI SALYCYLICI SULFURIS UNGUENTUM Salep Asam Salisitat Belerang Komposisi Tiap 10 g mengandung Acidum Salicylicum 200 mg Sulfur 400 mg Vaselinum album hingga Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Dosis 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan 10 g Uraian Bahan a. Acid Salicylic 1. Nama Latin Acidum Salycylicum 2. Sinonim Asam Salisilat 3. Berat molekul 138,12 4. Rumus kimia C7H6O3 5. Pemerian Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hamper tidak berbau; rasa agak manis dan tajam 6. Kelarutan Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol 95% P; mudah larut dalam klorofrom P dan dalam eter P;larut dalam ammonium asetat Pdinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat Pdan natrium sitrat P. 7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 8. Khasiat Keratolitikum, anti fungi. b. Sulfur 1. Nama Latin Sulfur Praecypitatum 2. Sinonim Belerang endap 3. Berat molekul 32,06 4. Pemerian tidak berbau tidak berasa 5. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam kardondisulpisa P,sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etano 95% P. 6. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 7. Khasiat Penggunaan antiskabies c. Vaselin album 1. Nama Latin Vaselinum album 2. Sinonim Vaselin putih 3. Pemerian Massa lunak,lengket, bening, putih ;sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. 4. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol 95% P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan eterr minyak tanah P, larutan kadangkadang beropalesensi lemah 5. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 6. Khasiat Penggunaan zat tambahan Cara Kerja Bahan Obat - Asam salisilat adalah keratolitik agent yang sangat poten sehingga dapat meningkatkan penetrasi obat lain dan sering dikombinasikan dengan sulfur, bersifat antifungi dan antibakteri lemah. Asam salisilat sebgai keratolitik agent dipakai dosis 12%, diharapkan dengan dosis yang lebih tinggi dari Pagoda Salep sebelumnya ini akan memberika efek keratolitik yang luat dan lebih efektif. - Sulfur praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. - Menthol dan Champora berfungsi sebagai antiiritan dan antipruriginosa menghilangkan rangsang gatal. - Keunggulan resep ini adalah salep kulit yang telah mengalami perbaikan formulasi, dengan meningkatnya kadar Asam Salisilat menjadi 12% akan menjadikan salep ini lebih efektif dan mempercepat penyembuhan penyakit kulit. Pembahasan Penyakit kulit yang diakibatkan bakteri dan jamur dermatomikosis adalah penyakit kulit yang paling sering diderita oleh sebagian masyarakat yang hidup di daerah tropis seperti di Indonesiahal ini sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja sebagian besar bangsa Indonesia di daerah berair atau lembab yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan beberapa bakteri. Resep salep ini adalah obat kulit topikal yang dapat memenuhi semua criteria Dermatoterapeutika, yaitu pengobatan penyakit kulit di mana selain zat aktifnya juga ada bahan pembantu sebagai anti bakteri, antijamur, keratolitik dan antipruriginosa, bentuk sediaan dan cara aplikasinya sangat berperan dalam kecepatan kesembuhan penyakit kulit ini yang diakibatkan bakteri dan jamur. Kegunaan Untuk mengobati penyakit kulit seperti Gatal-gatal di telapak tangan, kaki, selangkangan paha, kutu air, panu, kurap, kudis, yang diakibatkan bakteri atau jamur. Daftar Pustaka Anief, Moh, 2002, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 53. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 12. Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Saifullah, dan Rina Kuswahyuning, 2008, Teknologi dan Formulasi Sediaan Semipadat, Pustaka Laboratotium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta. 59. 63. 64 Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Tjay, Tan Hoan , et all, 2000, Obat – Obat Penting, Elex Media Computindo, Jakarta. 132. BAB I PENDAHULUAN Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk pemakaian topikal. Salep digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau kronis, sehingga diharapkan adanya penetrasi kedalam lapisan kulit agar dapat memberikan efek yang diinginkan. Salep dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir . Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok . Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep harus halus. oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mangalami banyak masalah, saleb yang harus digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserab oleh kulit. Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika obat seperti kelarutan, ukuran partikel dan kekuatan ikatan antara zat aktif dengan pembawanya serta untuk basis yang berbeda faktor-faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda. Pemilihan formulasi sangat menentukan tercapainya tujuan pengobatan oleh sebab itu dalam membuat suatu sediaan yang sangat perlu diperhatikan adalah pemilihan formulasi. BAB II PEMBAHASAN Dasar teori Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam darsar salep yang cocok Salep adalah sedian setengan padat yang ditujukan untuk pemakaian topical kulit atau selaput lender salep tidak booleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep mengandung obat keras narkotika adalah 10 %FI IV Menurut R. VOIGT salep adalah gel dengan sifat deformasi plastis yang digunakan pada kulit atau selaput lendir. Sediaan ini dapat mengandung bahan obat tersuspensi, terlarut atau teremulasi. Menurut ansel Salep unguents adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata. Salep mata akan dibicarakan dalam bab yang berikutnaya. Salep dapat mengandung obat atau tidak mengandung obat, yang disebutkan terakhir bisanya dikatakan sebagai “dasar salep” basis ointment dan digunakan sebagai pembawa dalam penyimpan salep yang mengandung obat. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawadibagi dalam 4 kelompokdasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. Dasar salep hidrokarbon, dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antar lain vaselin putih dan salep putiih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksud untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci , tidak mengering dan tidak tmpak berubah dalam waktu lama. Dasar salep serap, dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak parafi hidrofilik dan lanolin anhidrat, dan kelompok ke 2terdir atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampurdengan sejumlah larutan air tambahan lanolin. Dasar salep serap juga dapat bermanfaat sebagai emolien. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “krim”lihat kremores. Dasat ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dikulit atau dilap basah, sehingga dapat diterima untuk dasar bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjdi pada kelainan dermatologik. Dasar salep larut dalam air, kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”. Macam – Macam Salep Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. secara umum salep dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu a. Salep berlemak Senyawa hidrokarbon dan malam juga diaggap termasuk lemak. Daya menyerap air dari basis adalah sebagai berikut 100 bagian adeps lanae dapat menyerap air 200 bagian. 100 bagian lanolinum dapat menyerap air 120 bagian. 100 bagian vaselinum dapat menyerap air 10 bagian. 100 bagian vaselinum dengan 5% cera dapat menyerap air 40 bagian 100 bagian vaselinum dengan 5% adeps lanae dapat menyerap air 100 bagian. 100 bagian cetylicum dengan 5% adeps lanae dapat menyerap air 30 bagian. b. Pasta berlemak Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk.sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin, parafin cair. Bahan tidak berlemak seperti glycerinum, mucilago atau sabun dan digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. c. Salep pendingin Suatu salep yang mengadung tetes air yang relatif besar. Pada pemakaian pada kulit, tetes air akan menguap dan menyerap panas badan yang mengakibatkan rasa sejuk. d. Krim cremor krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk luar. e. Mikstur gojog Suatu bentuk suspensi dari zat padat dalam cairan, biasanya terdiri air, glycerinum dan alkohol. Mikstur gojog biasanya mengandung 60% yang digunakan adalah botol mulut lebar, sebelum dipakai digojog pensuspensi digunakan bentonit. f. Pasta kering Suatu pasta bebas lemak mengandung + 60% zat padat serbuk.Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis Ichthamolum atau Tumenol ammonium. Adanya zat tersebut akan menjadikan pasta menjadi encer. g. Pasta pendingin Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara. Penggolongan Salep 1. Menurut konsistensinya salep dapat dibagi Ø Unguenta salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga Ø Cream krim salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit , suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. Ø Pasta salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk, suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Ø Ceratasalep berlemak yang mengandung persentase lilin wax yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ceratum labiale. Ø Gelones/ spumae/ jelly salep yang lebih halus umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari minyakk dan lemak dengan titik lebur rendah. Contohnya starch jellieas 10% amilum dengan air mendidih. 2. Menurut sifat farmakologinya/terapeutik dan penetrasinya, salep dapat dibagi Ø Salep epidermis epidermic ointhment; salep penutup guna melindungi kuli dan menghasilkan efek lokal, tidak diabsorpsi, kadangkadang ditambahkan antisseptik, astringensia untuk meredahkan rangsanagan atau anestesi lokal. Ds yang baik adalah ds. Senyawa hidrokarbon. Ø Salep endodermis salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorbsi sebagian, digunakan untuk melunakan kulit atau selaput lendir. Ds yang baik adalah minyak lemak. Ø Salep diadermis salep yang bahan obatnya menembus kedalam tubuh melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan, misalnya saalep yang mengandung senyawa merkuri iodida, beladona. 3. Menurut dasar salep, salep dapat dibagi Ø Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep dengan dasar salep berlemak greasy bases tidak dapat dicuci dengan air, misalnya campuran lemak-lemak, minyak lemak, malam. Ø Salep hidrofilik yaitu salep yang sukar air; biasanya ds. Tipe M/A. 4. Menurut formularium nasional fornas Ø Dasar salep 1 ds senyawa hidrokarbon Ø Dasar salep 2 ds. serap Ø Dasar salep 3 ds. Yang dapat dicuci dengan air atau ds. Emulsi M/A Ø Dasar salep 4 ds. Yang dapat larut dalam air. . Syarat Dan Kualitas Bahan Dasar Salep a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar. b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak danhomogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi. c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dandihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimiadengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan. I. Formula Salep Benzokaina II. Rancangan Formula Tiap gram mengandung III. IV. Benzocaine 6% propil paraben 0,02% alpha tokoferol 0,05% propilenglikol adeps lanae add 100% Master Formula Nama produk Vanzokaina salep Bobot produk 10 gram No. reg DTL 0401605079 A1 No. Bacth C 010003 Perhitungan Bahan Dibuat 10 gram dilebohkan 10%  Benzokaina = 6/100 x 11 = 0,66 g  Propil paraben = 0,02/100 x 11 = 0,002g  α-Tocoferol = 0,05/100 x 11 = 0,05g  Propilenglikol secukupnya  Adeps lanae = 10 g – 0,66+0,02+0,05 = 10 – 1,39 = 8,61 gram. V. Cara kerja - disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. - Timbang bahan sesuai dengan perhitungan - Dibuat pengenceran α – Tocoferol 1 capsul dikeluarkan isinya, dan dicukupkan dengan parafin liquidum VI. - Dilarutkan benzocaine dengan propilenglikol secukupnya. - Dimasukkan sebagian basis. - Dimasukkan sisa propilenglikol dan alfa tokoferol - Dimasukkan sisa basis - Dimasukkan semua bahan ke dalam tube yang telah ditarer - Diberi etiket dan brosur. Alasan penambahan bahan  Benzokain digunakan untuk meredakan nyeri dan gatal-gatal yang disebabkan luka bakar, gigitan atau sengatan serangga, racun tanaman, luka kecil atau goresan.  Benzokain termasuk dalam kelompok obat yang dikenal sebagai anestesi topikal lokal.  Cara kerjanya ialah mematikan ujung saraf di kulit. Obat ini tidak menyebabkan hilang kesadaran seperti obat bius yang umumnya digunakan untuk operasi.  Dosis yang digunakan untuk sediaan salep topikal benzocaine yaitu 5-20%.  Nama Kimia Aethylis Aminobenzoas, Etil Aminobenzoat  RM/BM  Pemerian C9H11NO2/165,20 Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; tidak berbau; agak pahit disertai rasa tebal  Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95% P, dalam kloroform P dan dalam eter P, sangat mudah larut dalam propilenglikol  Stabilitas  Penyimpanan dalam wadah tertutup baik  Terlindung dari cahaya  Titik Lebur 88-92oC  Inkompatibilitas Terurai oleh alkali hidroksida menjadi garam, mencair bila ditriturasi dengan mentol, phenol, camphor atau resorsinol. Propil Paraben  Pengawet dibutuhkan pada sediaan semipadat untuk mencegah kontaminasi penguraian dan pembusukan oleh bakteri dan jamur karena beberapa komponen dalam sediaan ini menjadi substrat untuk mikroorganisme. Lachman 542  Ester paraben dari asam hidroksi benzoat adalah masih populer sebagai pengawet karena tidak toksik, tidak berbau dan tidak mengiritasi kulit. Lachman 522  Metil, etil, propil dan butil ester dari asam p hidroksi benzoat secara umum digunakan dalam lotio dan cream tangan. Metil ester lebih larut dalam air sedangkan butil ester kurang sedikit larut dalam air. Balsam 207  Aktivitas pengawet sebagai anti bakteri dan bakteriostatik tergantung pada koefisien partisi. Pengawet harus memiliki partisi antara fase minyak dan fase air. Pengawet lebih terpartisi dalam salah satu fase dari fase yang lainnya maka diperlukan penambahan jumlah pengawet yang ditambahkan agar kedua fase terlindungi dari pembusukan mikroba. Metil dan propil paraben umumnya digunakan dalam sediaan semi padat. Kelarutan keduanya lebih baik dari fase air dan fase minyak dapat diterima. Lachman 517 Adeps Lanae  Adeps lanae dapat mengandung tidak lebih dari 0,25 % air. Tidak larut dalam air tapibercampur tanpa berpisah dengan air 2 kali beratnya Ansel 504  Adeps lanae adalah bahan murni yang tidak larut mengandung air, diperoleh dari bulu domba, mengandung ester asam lemak berupa kolesterol, isokolesterol, oksikolesterol. Biasanya tidak larut dalam air dan dapat menyerap air 2 kali beratnya. scoville’s 345  Adeps lanae sangat cepat dan mudah diabsorbsi oleh kulit. Karena karakter dan komposisi mirip dengan asam lemak yang disekresi oleh kelenjar sebaseus. lemak. Scoville’s 346 Alfa tokoferol Antioksidan perlu digunakan untuk mencegah teroksidasinya basis yang digunakan yaitu adeps lanae. Propilenglikol digunakan untuk melarutkan zat aktif benzokaine. BAB II PENUTUP Kesimpulan Dari hasil praktikum dan evaluasi ketiga sediaan yang diformulasikan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya yaitu pada proses pembuatan sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari masingmasing bahan dan zat yang digunakan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan khusus pada sediaaan yang tentunya memiliki kelarutan dan konsistensi, serta, sifat kimia fisika yang berbedaa-beda. Selain itu interaksi yang kemungkinan terjadi antara bahan yang satu dengan bahan lain, serta bahan dengan alaat dan waadaah yang digunakan juga perlu diperhatikan Saran Hendaknya dalam memformulasikan suatu sediaan seorang praktikan harus benar-banar memperhatikan karakteristik bahan, konsentrasi bahan, sifat dari masing-masing bahan serta interaksi antar bahan yang besar kemungkinannnya sangat bias terjadi. Sehingga dengan demikian sediaan yang diformulasikan akan menghasilkan suatu sediaan yang benar-benar layak pakai dan seminimal mungkin dapat mengurangi kekurangan dari sediaan krim itu factor lain yang yang perlu diperhatikan adalah padqa proses pembuatannya,. Dengan mempertimbangkan karakteristik, konsentrasi dan interaksi dari masig- masing bahan tadi, seorang praktikan harus mampu merancang dan membuat prosedur kerja yang sebaik mungkin sesuai ketentuan, agar sediaan yang dibuat dapat memenuhi standar evaluasi yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta UI press 2. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta Departemen Kesehatan RI 3. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia ediai IV. Jakarta Departemen Kesehatan RI 4. Pharmacopee Ned edisi V 5. Soetopo dkk. 2002. Ilmu Resep Teori. Jakarta Departemen Kesehatan 6. Voigt. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta UGM Press 7. Lachman dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta UI Press 8. Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional edisi II. Jakarta 9. Van Duin. 1947. Ilmu Resep. Jakarta Soeroengan

senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah