KerajaanMajapahit tidak mampu mencapai masa jaya lagi sepeninggal StrukturPemerintahan Majapahit Dikutip dari Sejarah Nasional SepeninggalHayam Wuruk Majapahit terbagi menjadi a Jenggala dan Panjalu b from IPS 1 at SMAN 1 Malang. Study Resources. Main Menu; by School; by Literature Title; Sepeninggal hayam wuruk majapahit terbagi menjadi a. School SMAN 1 Malang; Course Title IPS 1; Uploaded By CorporalSummer2427. SepeninggalGajah Mada dan Hayam Wuruk, Majapahit MajapahitSepeninggal Hayam Wuruk, Perebutan Kekuasaan Hingga Perang Saudara. Dok travelid. SURABAYA, Dalam kitab Negatakertagama disebutkan Hayam Wuruk meninggal dunia pada 1389. Penerus takhta Majapahit adalah Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, suami dari Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk dari permaisuri. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Hi, Quipperian! Kamu tahu enggak siapa itu Hayam Wuruk? Nama tersebut memang lekat sekali dengan nama ruas jalan besar sehingga terdengar familiar. Namun, lebih dari itu, Ia sebenarnya adalah seorang raja yang memimpin salah satu kerajaan terbesar di nusantara ini. Yup, kerajaan Majapahit. Apa sih hebatnya sampai namanya masih tetap harum di era modern seperti saat ini? Nah, Quipper Blog akan mengulas lebih lanjut mengenai sosok paling sakti di zamannya ini. Kuy, disimak cerita sejarah Hayam Wuruk di bawah ini! Sejarah Hayam Wuruk Ilustrasi Hayam Wuruk. Sumber Hayam Wuruk memang bukanlah sosok yang lahir dari keluarga biasa. Ia memiliki darah biru karena merupakan putra dari penguasa ketiga kerajaan Majapahit, Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sementara itu, ayahnya juga adalah penguasa Tumapel, daerah bekas kekuasaan Singasari pada zamannya. Nama Hayam Wuruk sendiri memiliki arti ayam terpelajar’. Saat ia dilahirkan, semesta ikut menyambutnya dengan semarak. Menurut kitab Desawarnana, kelahirannya pada tahun 1334 Masehi ditandai dengan gempa bumi, hujan lebat, dan letusan gunung Kelud di Jawa Timur. Pada saat Hayam Wuruk baru dilahirkan pun, Gajah Mada, panglima perang yang sangat berpengaruh bagi kerajaan Majapahit mengucapkan sumpah palapa di depan hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sumpah tersebut diucapkan dalam upacara pengangkatan Gajah Mada menjadi Patih Amangkubhumi kerajaan Majapahit. Gajah Mada ikut mengasuh Hayam Wuruk pada masa kanak-kanaknya. Pada masa kekuasaannya kelak, Gajah Mada juga berperan sangat penting membantunya mencapai puncak kejayaan kerajaan Majapahit. Kesaktian dan Masa Kejayaan Gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di Kerajaan Majapahit. Sumber Hayam Wuruk memimpin kerajaan Majapahit di usia yang masih sangat belia yakni 16 tahun. Namun, kepiawaian dan kebijaksanaannya dalam hal mengatur pemerintahan membuat namanya tetap harum sebagai raja yang paling berprestasi sepanjang sejarah kerajaan di nusantara. Diterangkan dalam kitab Negarakertagama bahwa pada masa kepemimpinannya, kehidupan politik kerajaan Majapahit begitu tenang dan aman. Ia selalu berkeliling desa untuk melihat langsung kehidupan rakyatnya. Dalam bidang hukum, ia juga menerapkan aturan perpasalan warisan hingga perkawinan. Keberhasilannya memimpin kerajaan Majapahit juga tak lepas dari bantuan Gajah Mada. Dibantu oleh Mahapatihnya tersebut, daerah kekuasaan Majapahit semakin luas mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, ditambah Tumasik Singapura dan sebagian Kepulauan Filipina. Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit bergelar Sri Rajasanagara pada 1350 M. Di puncak kejayaannya, ia mencetuskan falsafah yang sampai saat ini menjadi pedoman kenegaraan kita yakni Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa yang bermakna “Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran.” Selain itu ia juga membina hubungan yang baik dengan kerajaan lain seperti Campa Thailand, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan Tiongkok. Kekuatan militer kerajaan Majapahit pun semakin tangguh berkat kepemimpinan Mpu Nala yang berhasil menciptakan stabilitas di wilayahnya. Di bidang ekonomi, Majapahit berhasil menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara berkat kekayaan komoditas ekspor rempah-rempah dan juga kain. Tak sampai disitu, ia juga memberikan perhatian pada bidang kebudayaan. Hal ini terlihat dari banyaknya candi yang dibangun kerajaan Majapahit saat masa kepemimpinannya seperti Candi Tikus dan Candi Jabung. Ia juga memiliki pemikiran yang inovatif di bidang sastra, karya-karya besar seperti Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular terbit pada saat kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Selama masa pemerintahannya, terjadi tiga peristiwa penting yakni perang Bubat pada 1357 Masehi. Perang ini dicatat sebagai kesalahpahaman karena awalnya ia hanya ingin memperistrikan Dyah Pitaloka, putri dari penguasa Kerajaan Sunda. Namun, Gajah Mada beranggapan bahwa kedatangan petinggi kerajaan Sunda adalah penyerahan wilayah kekuasaan. Kemudian, ia juga menjalani perjalanan suci ke tempat leluhurnya termasuk singgah ke candi pendharmaan kakek buyutnya Ken Arok, Anusapati, Wisnuwardhana, hingga Kertanegara. Terakhir, Hayam Wuruk juga mengadakan upacara Crada yang diadakan untuk memeringati wafat neneknya Gayatri Rajapatni, istri dari Raden Wijaya pada 1362 masehi. Kematian Hayam Wuruk dan Kemunduran Kerajaan Majapahit Kawasan inti Majapahit dan provinsinya. Sumber Karena sosoknya sangat lekat dengan Gajah Mada, kemunduran kerajaan Majapahit mulai terlihat semenjak kematian mahapatihnya tersebut yang terjadi lebih dulu. Menurut kitab Pararaton, selama masa kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan Majapahit sebenarnya sudah terbagi menjadi dua wilayah yakni kerajaan Majapahit barat yang dipimpin oleh ia sendiri dan kerajaan Majapahit timur yang dipimpin oleh Wijayarajasa atau Bhre Wengker. Wijayarajasa sendiri adalah suami dari Rajadewi, putri bungsu dari Raden Wijaya, bibi dari Hayam Wuruk. Rupa-rupanya, Wijayarajasa memiliki ambisi menjadi raja. Setelah istrinya, keponakannya Tribhuwana Tunggadewi, dan Mahapatih Gajah Mada meninggal, ia membangun istana timur kerajaan Majapahit di Pamotan, Jawa Tengah. Diketahui, Hayam Wuruk meninggal pada usia 55 tahun di tahun 1389 Masehi dan dimakamkan di Tajung. Sepeninggalnya, Majapahit dipimpin oleh keturunannya. Namun, pola kepemimpinan keturunannya tidak sepadan dengan dirinya. Penyebab utama dari kemunduran kerajaan Majapahit adalah perang saudara yang terkenal dengan nama Perang Paregreg. Perlahan, kerajaan bercorak Hindu-Budha itu pun kehilangan pamor tergantikan dengan kerajaan Islam yakni Kesultanan Demak. Silsilah Keturunan Hayam Wuruk Arca dewi Parwati, perwujudan ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk. Sumber Silsilah keturunan Hayam Wuruk dekat dengan kerajaan Singasari. Meskipun terkenal sebagai raja termansyur dalam sejarah kerajaan Majapahit, namun menurut silsilah, ia tetaplah keturunan langsung dari raja Singasari kontroversial Ken Arok. Pernikahan Ken Arok dan Ken Dedes dikaruniai empat orang anak salah satunya adalah Mahisa Wong Ateleng. Mahisa sendiri tidak diberkahi kekuasaan sampai cucunya Lembu Tal dikarunia seorang anak bersama Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah pendiri kerajaan Majapahit dan merupakan kakek dari Hayam Wuruk. Sejarah menuturkan bahwa Hayam Wuruk menikahi saudara sepupunya sendiri yakni Ratu Sri Sudewi dan memiliki selir yang tidak diketahui namanya. Dari pernikahannya dengan Sri Sudewi, ia dikaruniai anak perempuan yakni Kusumawardhani yang menikah dengan Wikramawardhana, pemimpin istana barat kerajaan Majapahit. Sementara, pernikahannya dengan seorang selir melahirkan seorang anak lelaki yakni Bhre Wirabhumi yang memimpin istana timur kerajaan Majapahit. Perselisihan antara keduanya mencuatkan perang saudara yang dinamai perang Paregreg, penyebab utama kemunduran kerajaan Majapahit. Ternyata perjalanan hidup raja termasyur dalam sejarah kerajaan di Indonesia tersebut sangat menarik untuk diulas ya, Quipperian. Kita jadi mengetahui bahwa perjalanan bangsa ini ternyata dipengaruhi oleh falsafah yang dianut sejak jaman kerajaan dahulu kala. FYI, sebenarnya banyak sekali penjelasan sejarah Hayam Wuruk atau tokoh lain yang bisa kamu akses melalui Quipper Video, lho. Kamu juga bisa didampingi oleh profesional di bidangnya jika menginginkan penjelasan yang lebih rinci dan detail. Caranya gampang kok, hanya dengan cara subscribe di sini. Yuk, akses topik-topik keren lainnya bareng Quipper Video! - Sejarah Hayam Wuruk erat kaitannya dengan kisah masa kejayaan kerajaan Majapahit. Hayam Wuruk adalah raja keempat dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Bergelar Sri Rajasanegara, ia memimpin Majapahit sejak tahun 1350 hingga 1389 Masehi. Bersama Mahapatih Gajah Mada, Prabu Hayam Wuruk membawa Majapahit mencapai masa kejayaan, termasuk menyatukan sebagian besar wilayah Hayam Wuruk Dikutip dari hasil penelitian Beni Suprianto dan Santi Sidhartani bertajuk "Karakter Tokoh Hayam Wuruk" yang terhimpun dalam Jurnal Visual Heritage Volume 1, 2019, Hayam Wuruk adalah putra dari Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Khertawardhana. Nama Hayam Wuruk bermakna “ayam terpelajar”. Saat ia dilahirkan, alam menyambutnya dengan terjadinya gempa bumi, hujan lebat, dan meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur. Tulisan Agus Susilo dan Andriana Sofiarini bertajuk "Gajah Mada Sang Mahapatih Pemersatu Nusantara di Bawah Majapahit Tahun 1336 M-1359 M" dalam Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora atau KAGANGA Volume 1, 2018 menyebutkan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi saat Hayam Wuruk baru saja Wuruk merupakan sosok yang pemberani dan tegas. Ia juga memiliki keahlian dalam bidang pemerintahan. Inilah yang kemudian membawanya sukses membawa Imperium Majapahit mencapai masa juga Sejarah Kerajaan Larantuka Lokasi, Pengaruh Agama dan Peninggalan Sejarah Singkat Majapahit, Pusat Kerajaan, & Silsilah Raja-Raja Sejarah Kerajaan Sunda Galuh, Keruntuhan, & Peninggalan Pajajaran Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Timbul Haryono melalui riset berjudul "Kerajaan Majapahit Masa Sri Rajasanagara sampai Girindrawarddhana" yang terhimpun dalam Jurnal Humaniora Volume 5, 1997, menyebutkan bahwa Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit bergelar Sri Rajasanagara pada 1350 M. Dikutip dari Cribb dan Kahin dalam Historical Dictionary Of Indonesia 2012, Hayam Wuruk dinobatkan setelah Ratu Tribhuwana Tunggadewi menyerahkan takhta Majapahit kepadanya. Ketika menjadi Raja Majapahit, Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Peran Mahapatih Gajah Mada sebagai sosok yang telah berpengalaman sangat penting dalam pemerintahan kerajaan yang dipimpin oleh Hayam Wuruk. Gajah Mada sudah mengasuh Hayam Wuruk sejak Gajah Mada, Hayam Wuruk membangun Majapahit ke puncak kejayaan berdasarkan falsafah kenegaraan Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa yang bermakna "Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran”. Falsafah Majapahit dengan bahasa Sanskerta inilah yang kemudian diadaptasi sebagai semboyan bangsa Indonesia yang majemuk namun tetap menjadi juga Sejarah Kerajaan Kristen di Indonesia Larantuka, Siau, dan Manado Kesultanan Aceh Darussalam Sejarah Masa Kejayaan dan Peninggalan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Pendiri, Masa Jaya, & Peninggalan Wafatnya Hayam Wuruk Pada masa Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit tidak hanya berhasil memperluas daerah kekuasaannya. Kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara yang bernaung di bawah panji-panji Majapahit, demikian tulis Purwadi dalam The History of Javanese Kings 2010. Selain itu, Hayam Wuruk juga memperhatikan bidang kebudayaan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya candi yang dibangun, seperti Candi Tikus dan Candi Jabung. Kemajuan juga terwujud di bidang sastra, dengan ditulisnya karya-karya besar seperti Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Tahun 1389, setelah mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan, Hayam Wuruk meninggal dunia pada usia 55 tahun. Sebelumnya, Mahapatih Gajah Mada telah wafat terlebih dulu pada 1364. Sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Majapahit tidak kunjung mendapatkan pemimpin yang sepadan. Perlahan-lahan, kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pernah menjadi imperium besar di Nusantara ini kehilangan pamor, hingga akhirnya tamat pada 1478 akibat serangan dari kerajaan Islam pertama di Jawa, Kesultanan Raja-Raja Majapahit Kerajaan Majapahit pernah menjadi bagian dari sejarah besar bangsa Indonesia di Nusantara. Pusat pemerintahan atau ibu kota kerajaan yang berdiri pada akhir abad ke-13 Masehi ini beberapa kali berpindah lokasi di Jawa Timur seiring era kepemimpinan raja-raja yang pernah berkuasa. Berikut daftar raja-raja kerajaan Majapahit. Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana 1293-1309 Kalagamet/Sri Jayanagara 1309-1328 Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi 1328-1350 Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara 1350-1389 Wikramawardhana 1389-1429 Suhita /Dyah Ayu Kencana Wungu 1429-1447 Kertawijaya/Brawijaya I 1447-1451 Rajasawardhana/Brawijaya II 1451-1453 Purwawisesa /Girishawardhana/Brawijaya III 1456-1466 Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV 1466-1468 Bhre Kertabumi/Brawijaya V 1468 -1478 Girindrawardhana/Brawijaya VI 1478-1489 Patih Udara/Brawijaya VII 1489-1527 Baca juga Sejarah Kerajaan Kristen Larantuka & Kaitannya dengan Majapahit Sejarah Kesultanan Demak Kerajaan Islam Pertama di Jawa Sejarah Keruntuhan Kerajaan Demak Penyebab dan Latar Belakang - Sosial Budaya Kontributor Alhidayath ParinduriPenulis Alhidayath ParinduriEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani - Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah antara tahun 1350-1389 masehi. Setelah resmi menjadi raja, gelarnya adalah Sri Rajasanagara. Hayam Wuruk adalah raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Majapahit yang memerintah didampingi oleh Patih Gajah bawah kekuasaannya, Kerajaan Majapahit mampu mencapai puncak kejayaannya. Silsilah Hayam Wuruk adalah putra dari pasangan Tribhuwana Tunggadewi penguasa ketiga Majapahit dan Sri Kertawardhana alias Cakradhara yang lahir pada 1334 masehi. Ibunya adalah putri dari Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang bergelar Kertarajasa Wuruk memiliki adik perempuan bernama Dyah Nertaja yang kelak menjadi Bhre Pajang. Permaisuri Hayam Wuruk adalah putri dari Wijayarajasa atau Bhre Wengker yang bernama Sri Sudewi dengan gelar Paduka Sori. Dari permaisurinya, Hayam Wuruk mempunyai putri bernama Kusumawardhani, yang kemudian menikah dengan Wikramawardhana raja kelima Majapahit. Baca juga Raja-Raja Kerajaan Majapahit Masa pemerintahan Hayam Wuruk diangkat sebagai raja ketika baru berusia 16 tahun, menggantikan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi, yang mundur setelah 21 tahun berkuasa. Zika Zakiya Ilustrasi patung Gajah Mada di Istana Anak-Anak, TMIII, Jakarta. Penggunaan keris sebagai alat yang Majapahit yang namanya sohor, tak hanya di negeri ini saja, UNESCO mengeklaim Negarakertagama—kitab yang mengisahkan Majapahit—sebagai memori kolektif warisan dunia. Berbagai implementasi kebijakan politik dan ekspansinya, mendorong Majapahit menjelma menjadi suatu peradaban terbesar dalam catatan sejarah nasional. Semua itu digambarkan dalam Negarakertagama, dan terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan mahapatihnya, Gajah Mada. Setelah surya Majapahit mencapai titik paling terangnya, masa keemasan di puncak kekuasaan Hayam Wuruk pada tahun 1355, tiada pernah kembali lagi. Setelah seteru Hayam Wuruk dengan Gajah Mada akibat kegagalan sang prabu menikah dengan putri Pasundan dalam tragedi Bubat, mengakhiri hubungan baiknya dengan Gajah Mada. Dari sana, Majapahit perlahan menemui ajalnya. Setelah polemik yang membuat Gajah Mada terasing, istana Majapahit kesulitan mencari ganti yang sekuat dan sepadan dengan sang mahapatih. Ketika istana membutuhkan dirinya, ia sukar ditemukan. Dicari di hutan hingga ke gua, sampai ke dalamnya jurang tempat pertapaan, tak tampak lagi batang hidungnya. Di beberapa hikayat dikisahkan bahwa Gajah Mada dirundung sakit setelah kemundurannya dari Majapahit. Setelahnya, mahapatih Gajah Mada dikabarkan mangkat, membuat surya Majapahit semakin sulit menemukan cahaya terangnya lagi. Majapahit yang temaram kian terpuruk. Sang Prabu Hayam Wuruk dalam kondisi sakit hingga akhirnya wafat pada 1389. Setelahnya, gonjang-ganjing dan huru-hara menghias istana. Penerus takhta kian hari terlarut dalam egoisme dan prahara. Api pertengkaran ini ditulis oleh Muhammad Yamin dalam bukunya "Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara" 1945, mengisahkan perang saudara dalam istana Majapahit. Perang saudara itu dikenal dengan nama Paregreg. Perang yang melibatkan dua raja di tahun 1401. "Sempat berdamai pada 1404, namun terjadi perang lagi," tambahnya. Perang itu menjadi penanda bahwa kondisi Majapahit sedang berada di ujung tanduk. Baca Juga Sebuah Perjalanan Wisata Sejarah untuk Membuktikan Keagungan Majapahit Baca Juga Lima Tokoh Besar dalam Sejarah yang Jenazahnya Tidak Pernah Ditemukan PROMOTED CONTENT Video Pilihan Source Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara 1945 Penulis 1 Editor Warsono 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID sqkZi1d42dVDSMC9peTHVEKrOg7YrULtdVtUkjSsO9dTxBtRXZN5fQ==

sepeninggal hayam wuruk majapahit terbagi menjadi